ANALISIS DAYA TERIMA PROKIES PADA BALITA GIZI BAIK DAN GIZI KURANG
Abstract
Bi’o is a traditional Gorontalo food for toddlers which predominantly contains carbohydrates because it is only made from sago and palm sugar. Cookies in a pot/pan while stirring until thick/cookies, cooled and then ready to be served. Bi’o modified from sago and palm sugar are added with HPI (hydrolysis of mackerel protein), eggs, butter, chocolate and chocochip into a dough, molded, baked for 30 minutes at 150 degrees Celcius and the results are called prokies (protein cookies). The objective of study was to analyze the acceptability of prokies for well-nourishe and malnourished toddlers. The method of study was experimental research design that analyzing the acceptability of prokies. The pediatrician performs a medical examination. There were 38 well-nourished toddler respondents 39 malnourished toddler who met the criteria. The results indicated that the average acceptability for prokies in well-nourished toddlers on the firts day was 4.11±0.65 and on the thirtieth day 4.18±0.56, while malnutrition on the first day was 4.00±0.61 and on the thirtieth day 4.33±0,66 which showed there was no signifikan difference ( p value = 0,05). Likewise, the reason for score aceptance was because the taste, aroma, color and texture average >4.0. The conclution showed that prokies were liked by normal nutrition and wasted nutrition toddlers because of taste, aroma, color and texture that were eaten completely in the first day to the thirtieth day, so it can be used to overcame in nutritional problems.
Bi’o merupakan makanan tradisional Gorotalo untuk balita, sebagian besar hanya mengandung karbohidrat karena terbuat dari sagu dan gula aren. Bi’o dimasak dalam panci/wajan sambil diaduk hingga kental/matang, didinginkan lalu siap dihidangkan. Bi’o yang dimodifikasi yakni menggunakan sagu dan gula aren ditambahkan dengan HPI (hidrolisis protein ikan tenggiri), telur, mentega, coklat dan chocochip menjadi adonan, dicetak, dipanggang selama 30 menit pada suhu 150 derajat Celcius dan hasilnya disebut prokies (protein cookies). Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis daya terima prokies pada balita gizi baik dan gizi kurang. Desain penelitian menggunakan penelitian eksperimental dengan menganalisis daya terima prokies. Dokter anak melakukan pemeriksaan kesehatan. Responden balita gizi baik berjumlah 38 orang dan balita gizi kurang ada 39 orang yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesukaan prokies balita gizi baik pada hari pertama adalah 4,11±0,65 dan pada hari ketiga puluh 4,18±0,56, sedangkan pada gizi kurang pada hari pertama adalah 4,00±0,61 dan pada hari ketiga puluh 4,33±0,66 yang menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan (p value = 0,05). Demikian pula, alasan kesukaan karena rasa, aroma, warna dan tekstur rata-rata >4,0. Kesimpulan menunjunkkan bahwa prokies disukai oleh balita gizi baik dan gizi kurang karena rasa, aroma, warna dan teksturnya serta dihabiskan sejak hari pertama hingga hari ketiga puluh sehingga dapat digunakan untuk mengatasi masalah gizi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ace B dan Shanti DL. 2015. Hidrolisis protein ikan patin menggunakan enzim papain dan aktivitas antioksidan hidrolisatnya. Jurnal Pengolahan hasil Perikanan Indonesia. 18(3): 230–239.
Adham PHS. 2022. Potensi hidrolisat protein ikan sebagai penambah nutrisi pada produk minuman susu. Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia ke-23. Politeknik Ahli Usaha Perikanan. Jakarta. 23-24 Agustus.
Akhfar K, Kanang B, Khatimah H, Kebidanan AT, Bulukumba B, Nabire SP. 2023. Peran intervensi gizi spesifik dalam penanggulangan masalah gizi pada balita di Kabupaten Bulukumba. Journal of Educational Innovation and Public Health. 1(3): 139–148.
Amsah dan Maryati S. 2025. Pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap balita gizi kurang di wilayah Kabupaten Bekasi. MAHESA: Malahayati Health Student Journal. 2(5): 563–573.
Haryanti Y dan Amartani R. 2021. Gambaran faktor risiko ibu bersalin diatas usia 35 tahun. Jurnal Dunia Kesmas. 10(3): 1-10.
Hipson M dan Anggraini EK. 2021. Analisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan normal. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan. 13(2): 89-100.
Kemenkes RI. 2019. Permenkes RI nomor 28 tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia. Kemenkes RI. Jakarta.
Kemenkes RI. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 2 tahun 2020 tentang standar antropometri anak. Kemenkes RI. Jakarta.
Napu A, Irwan I, Inaku H, Pomalingo AY, Salimi YK, Alimuddin A. 2023. The influence of learnng nutrition sciences on students to attitudes of Gorontalo tradisional food consumption. Jambura Journal of Health Sciences and Research. 5(1): 263–273.
Napu A, Maridji A, Uri NN, Alam RAC, Bait Y. 2023. Analisis penggunaan telur yang berbeda pada tiliaya terhadap tingkat penerimaan ahli gizi. Jambura Journal of Health Science and Research. 5(1): 737–745.
Rahman DF. 2018. Pengaruh Pola pemberian makanan terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe, Jember. The Indonesian Journal Of Health Science. 10(1): 15–24.
Rante S, Bela A, Chatleen G, Mollet C. 2024. Kajian karakteristik, status gizi dan konsumsi makanan sumber protein pada ibu hamil. Jurnal Sago Gizi dan Kesehatan. 5(3): 896–906.
Rumida R, Bakara TL, Manalu M, Siahaan G. 2023. The effect of addition of various food ingredients on acceptance and protein content of cookies as PMT for stunting toddlers. Amerta Nutrition. 7(3): 434–441.
Sharah NR. (2022). Pendidikan, pekerjaan dan usia dengan pengetahuan ibu balita tentang Stunting. Indonesian Jurnal of Health Development. 4(1): 9–18.
Sibuea MD, Tendean HMM, Wagey FW. 2013. Persalinan pada usia ≥ 35 tahun di RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal E-Biomedik (EBM). 1(1): 484–489.
Wardana, Ketut EL, Pratama AA, Armayanti LY. 2023. Persalinan ibu kurang dari 20 tahun. Jurnal Kesehatan Medika Udayana. 09(01): 87–98.
Wijayanti IB, Astuti HP, Riawati D. 2020. Gambaran perilaku picky eater dan faktor yang melatarbelakangi pada anak usia 2-4 tahun di RW XII kelompok bermain dan Raudhatul Athfal Alam Terpadu Uwais Al Qorni Surakarta. Jurnal Gizi Prima (Frime Nutrition Journal). 5(1): 39–48.
Yuli W, Maryanto, Iwan T, Ardiyan D, Masahid KC. 2020. Antioxidant activity of protein hydrolysates common barb fish (Rasbora jacobsoni) from hydrolysis by calotropin and papain enzymes. Jurnal Agroteknologi. 14(1): 44–57.
DOI: http://dx.doi.org/10.52365/jhn.v11i2.1562
Article Metrics


Copyright (c) 2025 JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed In :
Journal Health and Nutritions is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
NOMOR ISSN
ONLINE : 2549-7618
CETAK : 2407-8484